model pembelajaran
A. Definisi Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction
Model)
Model
Pembelajaran langsung dapat
didefinisikan sebagai model
pembelajaran di mana
guru memberikan informasi
atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik, pembelajaran
berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model pembelajaran langsung
(Direct Intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat
membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi
yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah[1].
Menurut Killen dalam
depdiknas, “pembelajaran langsung atau
Direct Instruction merujuk
pada berbagai teknik pembelajaran
ekspositori (pemindahan
pengetahuan dari guru
kepada murid secara
langsung, misalnya melalui
ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas”[2]
.
Model
pengajaran langsung (direct instruction)
dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar
bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori
perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa
dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku
tersebut. Arends (1997) menyatakan: “The
direct instruction model was specifically designed to promote student learning
of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and
can be taught in a step-by-step fashion”.
Artinya: Model pengajaranlangsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan
belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. Lebih
lanjut Arends (2001) menyatakan: Direct
instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set,
explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended
practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the
teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented.
Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima
langkah: menetapkan tujuan, penjelasandan/atau demonstrasi, panduan praktek,
umpan balik, dan perluasan praktek.
Pelajaran
dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru
danlingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. Model
pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara
selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu
hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung
adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping
itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik
berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan
suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru
yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar
yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan
pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih
menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan
balik.
B. Ciri-ciri Model Pembelajaran
Langsung (Direct Intruction Model)
Model
pembelajaran langsung merupakan salah satu dari macam-macam model pembelajaran.
Model pembelajaran langsung mempunyai Ciri-ciri sebagai berikut:[3]
1. Adanya
tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian
belajar. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses
belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola
kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah[4].
2. Sintaks
atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. Sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran
tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. Berdasarkan pengertian pembelajaran
langsung yang dikemukakan Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, bahwa “Model
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)merupakan salah satu model pengajaran
yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat
dipelajariselangkah demi selangkah.” Yang dimaksud dengan pengetahuan
deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang
sesuatu. sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu. Arends dalam Sugiarto, mengatakan: ”Model pembelajaran
langsung dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan proses pembelajaran para
siswa terutama dalam hal memahami sesuatu (pengetahuan) dan menjelaskannya
secara utuh sesuai pengetahuanprocedural dan pengetahuan deklaratifyang
diajarkan secara bertahap”.
C.
Merencanakan Pelajaran
dengan Model Pembelajaran Langsung (Direct Interaction Model)
Ø Mengindentifikasi
topik
1. Keterampilan
prosedural
Keterampilan prosedural ditemukan di berbagai
kurikulum di nyaris setiap tingkatan kelas dan kadar kerumitannya sangat
beragam. Misalnya, Tim mengajari kelas pertamanya satu keterampilan prosedural
sederhana. Kemudian kurikulum bahasa memuat keterampilan-keterampilan menulis
seperti, pengejaan, tata bahasa, pungtuasi (pemberian koma), dan penyusunan
yang memadai.[5]
2. Menentukan
tujuan belajar
Berdasarkan analisis kami, dalam buku Paul Eggen dan Don Kuchak, dengan judul: Strategie and Models
for Teachers. Teaching Content and
thinking Skill, kami
penyimpulkan bahwa tujuan belajar dalam penerapan model pembelajaran langsung
yaitu:
a. Membangun
pemahaman menyeluruh tentang pengetahuan konseptual yang memberikan fondasi
bagi keterampilan adalah bagian penting dalam tujuan belajar anda ketia
mengajarkan keterampilan procedural
b. Model
pembelajaran langsung dirancang untuk memberikan latihan yang dibutuhkan untuk
mencapai otomatisitas.
c. Menerapkan
pengetahuan yang didapatkan dalam satu konteks ke konteks baru.
3. Menyiapkan
contoh dan masalah
Menyiapkan contoh dan masalah adalah langkah
terakhir dalam membuat rencana untuk pelajaran pengajaran langsung. Contoh
berperan penting untuk membantu siswa memahami keterampilan pada awalnya.
Kemudian, masalah adalah apa yang dibutuhkan siswa untuk latihan demi
mengembangkan otoamatisitas dan mendorong transfer.[6]
D. Tahapan Model
Pembelajaran Langsung (Direct Intruction Model)
Menurut
Bruce dan Weil
dalam Depdiknas, tahapan model
pembelajaran langsung adalah sebagai berikut[7]:
1. Orientasi
Sebelum
menyajikan dan menjelaskan
materi baru, akan sangat
menolong peserta didik
jika guru memberikan kerangka pelajaran
dan orientasi terhadap
materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi
dapat berupa :
a. Kegiatan pendahuluan untuk
mengetahui pengetahuan yang relevan
dengan pengetahuan yang
telah dimiliki peserta didik.
b. Mendiskusikan
atau menginformasikan tujuan pelajaran
c. Memberikan penjelasan
atau arahan mengenai
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran
d. Menginformasikan
kerangka pelajaran.
2. Presentasi
Pada
fase ini guru
dapat menyajikan materi
pelajaran baik berupa konsep-konsep
maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa :
a. Penyajian materi
dalam langkah-langkah kecil
sehingga materi dapat dikuasai
peserta didik dalam
waktu relatif pendek
b. Pemberian
contoh-contoh konsep
c. Pemodelan atau
peragaan keterampilan dengan
cara demonstrasi atau penjelasan
langkah-langkah kerja terhadap
tugas
d. Menjelaskan
ulang hal-hal yang sulit.
3. Latihan
Terstruktur
Pada
fase ini guru memandu peserta didik untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang
penting dalam fase ini adalah memberikan
umpan balik terhadap
respon peserta didik
dan memberikan penguatan terhadap
respon peserta didik
yang benar dan mengkoreksi tanggapan peserta didik yang salah.
4. Latihan
Terbimbing
Pada
fase ini guru
memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk berlatih
konsep atau keterampilan.
Latihan terbimbing ini baik
juga digunakan oleh
guru untuk menilai kemampuan peserta
didik untuk melakukan
tugasnya. Pada fase ini
peran guru adalah
memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.
5. Latihan
Mandiri
Pada fase ini peserta didik melakukan kegiatan
latihan secara mandiri. Fase ini
dapat dilalui peserta
didik jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas.
E. Tujuan
Pembelajaran Langsung (Direct Intruction)
Depdiknas menyebutkan
bahwa “tujuan utama pembelajaran
langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta didik[8].” Beberapa
temuan dalam teori
perilaku di antaranya
adalah pencapaian peserta didik
yang dihubungkan dengan
waktu yang digunakan oleh
peserta didik dalam
belajar atau mengerjakan tugas dan
kecepatan peserta didik
untuk berhasil dalam mengerjakan tugas sangat positif.
Model Pembelajaran
Langsung dirancang untuk
menciptakan lingkungan
belajar terstruktur dan
berorientasi pada pencapaian akademik. Guru
berperan sebagai penyampai
informasi, dalam melakukan tugasnya
guru dapat menggunakan
berbagai media. Informasi yang
disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan prosedural
(yaitu pengetahuan tentang
bagaimana melaksanakan
sesuatu) atau pengetahuan
deklaratif (yaitu pengetahuan
tentang sesuatu dapat berupa fakta,
konsep, prinsip, atau generalisasi ).
F. Kelemahan dan
Kekurangan Model Pembelajaran Langsung (Direct Learning Model)
1. kelebihan model
pembelajaran langsung Menurut
Depdikas dalam Sudrajat (2011) adalah sebagai berikut :[9]
a. Dengan model
pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi
materi dan urutan
informasi yang diterima oleh
siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh
siswa.
b. Dapat diterapkan
secara efektif dalam
kelas yang besar maupun kecil.
c. Dapat digunakan
untuk menekankan poin-poin
penting atau
kesulitan-kesulitan yang mungkin
dihadapi siswa sehingga hal-hal
tersebut dapat diungkapkan.
d. Dapat menjadi
cara yang efektif
untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
e. Merupakan cara
yang paling efektif
untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan
yang eksplisit kepada siswa yang
berprestasi rendah.
f.
Dapat
menjadi cara untuk menyampaikan informasi
yang banyak dalam waktu
yang relatif singkat
yang dapat diakses secara setara
oleh seluruh siswa.
g. Memungkinkan guru
untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran
(melalui presentasi yang antusias) yang dapat
merangsang ketertarikan dan
dan antusiasme siswa.
h. Ceramah merupakan
cara yang bermanfaat
untuk menyampaikan informasi kepada
siswa yang tidak
suka membaca atau yang
tidak memiliki keterampilan
dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
i.
Secara
umum, ceramah adalah
cara yang paling memungkinkan untuk menciptakan
lingkungan yang tidak mengancam dan bebas
stres bagi siswa.
Para siswa yang pemalu,
tidak percaya diri,
dan tidak memiliki pengetahuan yang
cukup tidak merasa
dipaksa dan berpartisipasi dan
dipermalukan.
j.
Model
pembelajaran langsung dapat
digunakan untuk membangun model
pembelajaran dalam bidang
studi tertentu. Guru dapat
menunjukkan bagaimana suatu permasalahan dapat
didekati, bagaimana informasi dianalisis, dan bagaimana suatu
pengetahuan dihasilkan.
k. Pengajaran
yang eksplisit membekali siswa dengan ”caracara
disipliner dalam memandang
dunia (dan) dengan menggunakan perspektif-perspektif alternatif”
yang menyadarkan siswa akan
keterbatasan perspektif yang inheren dalam pemikiran sehari -hari.
l.
Model pembelajaran langsung yang
menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya
demonstrasi) dapat membantu
siswa yang cocok
belajar dengan cara-cara ini. Ceramah
dapat bermanfaat untuk
menyampaikan pengetahuan yang tidak
tersedia secara langsung
bagi siswa, termasuk contoh-contoh
yang relevan dan
hasil-hasil penelitian terkini.
m. Model pembelajaran
langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang
seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
n. Demonstrasi memungkinkan
siswa untuk berkonsentrasi. pada hasil-hasil
dari suatu tugas
dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal
ini penting terutama
jika siswa tidak memiliki
kepercayaan diri atau
keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
o. Siswa yang
tidak dapat mengarahkan
diri sendiri dapat tetap
berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan
secara efektif.
p. Model pembelajaran
langsung bergantung pada kemampuan refleksi
guru sehingga guru
dapat terus menerus mengevaluasi
dan memperbaikinya.
2. Kelemahan pembelajaran
langsung menurut Depdiknas (Sudrajat ,2011) yaitu :[10]
a. Model
pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan
informasi melalui kegiatan mendengarkan,
mengamati, dan mencatat.
Karena tidak semua siswa
memiliki keterampilan dalam
hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
b. Dalam model
pembelajaran langsung, sulit
untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat
pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
c. Karena siswa
hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk terlibat secara
aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan interpersonal mereka.
d. Karena guru
memainkan peran pusat
dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung
pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya
diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan
perhatiannya, dan pembelajaran
mereka akan terhambat.
e. Terdapat
beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali
guru yang tinggi
dalam kegiatan pembelajaran, yang
menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak
negatif terhadap kemampuan
penyelesaian masalah, kemandirian,
dan keingintahuan siswa.
f.
Model
pembelajaran langsung sangat
bergantung pada gaya komunikasi
guru. Komunikator yang
buruk cenderung menghasilkan pembelajaran
yang buruk pula dan model pembelajaran langsung
membatasi kesempatan guru untuk menampilkan
banyak perilaku komunikasi positif.
g. Jika materi
yang disampaikan bersifat
kompleks, rinci, atau abstrak,
model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat
memberi siswa kesempatan
yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang
disampaikan.
h. Model pembelajaran
langsung memberi siswa
cara pandang guru mengenai
bagaimana materi disusun
dan disintesis, yang tidak selalu
dapat dipahami atau dikuasai oleh siswa.
Siswa memiliki sedikit
kesempatan untuk mendebat cara
pandang ini.
i.
Jika
model pembelajaran langsung
tidak banyak melibatkan siswa,
siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15
menit dan hanya akan mengingat sedikit isi
materi yang disampaikan.
j.
Jika
terlalu sering digunakan,
model pembelajaran langsung akan
membuat siswa percaya
bahwa guru akan memberitahu mereka
semua yang perlu
mereka ketahui. Hal ini
akan menghilangkan rasa
tanggung jawab mengenai
pembelajaran mereka sendiri.
k. Karena model
pembelajaran langsung melibatkan
banyak komunikasi satu arah,
guru sulit untuk
mendapatkan umpan balik mengenai
pemahaman siswa. Hal
ini dapat membuat siswa tidak
paham atau salah paham.
l.
Demonstrasi sangat
bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.
Sayangnya, banyak siswa
bukanlah pengamat yang baik
sehingga dapat melewatkan
hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.
[1]Wawan Setiawan,
Eka Fitrajaya, dan Tri Mardiyanti , “Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct
Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl),” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Ptik) Vol. 3 No. 2010, hal. 8.
[2]Muhammad
Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, (Cet. 1, Semarang:
Unnisula Press, 2013), hal. 16.
[3]Muhammad
Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 17.
[4]Wawan
Setiawan, Eka Fitrajaya, dan Tri Mardiyanti , “Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct
Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl),” Jurnal
Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Ptik) Vol. 3 No.1 / Juni 2010, hal. 8.
[5]Paul Eggen dan
Don Kuchak, Strategie and Models for Teachers. Teaching Content and thinking Skill, Terj. Samo
Wahodo, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan keterampilan
Berpikir, (Cet. 1, Jakarta: Indeks, 2012), hal. 361.
[6] Paul Eggen dan
Don Kuchak, Strategie and Models for Teachers. Teaching Content and thinking Skill, Terj. Samo
Wahodo, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan keterampilan
Berpikir, hal. 363.
[7]Muhammad Afandi,
dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 18-19.
[8] Muhammad
Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 17.
[9] Muhammad
Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 20-23.
[10] Muhammad
Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 23-25.
0 Response to "model pembelajaran"
Posting Komentar