model pembelajaran



II. PEMBAHASAN
   A.  Definisi Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction Model)
Model Pembelajaran  langsung  dapat  didefinisikan  sebagai  model  pembelajaran  di  mana  guru  memberikan  informasi  atau keterampilan secara langsung kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model pembelajaran langsung (Direct Intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah[1]. Menurut  Killen  dalam  depdiknas,   pembelajaran  langsung  atau  Direct  Instruction  merujuk  pada berbagai  teknik  pembelajaran  ekspositori  (pemindahan pengetahuan  dari  guru  kepada  murid  secara  langsung,  misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas[2] .
Model pengajaran langsung (direct instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut. Arends (1997) menyatakan: “The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion. Artinya: Model pengajaranlangsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasandan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek.
Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru danlingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.
B.     Ciri-ciri Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction Model)
Model pembelajaran langsung merupakan salah satu dari macam-macam model pembelajaran. Model pembelajaran langsung mempunyai Ciri-ciri sebagai berikut:[3]
1.      Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah[4].
2.      Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3.      Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. Berdasarkan pengertian pembelajaran langsung yang dikemukakan Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, bahwa “Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajariselangkah demi selangkah.” Yang dimaksud dengan pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu. sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Arends dalam Sugiarto, mengatakan: ”Model pembelajaran langsung dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan proses pembelajaran para siswa terutama dalam hal memahami sesuatu (pengetahuan) dan menjelaskannya secara utuh sesuai pengetahuanprocedural dan pengetahuan deklaratifyang diajarkan secara bertahap”.


C.     Merencanakan Pelajaran dengan Model Pembelajaran Langsung (Direct Interaction Model)
Ø  Mengindentifikasi topik
1.      Keterampilan prosedural
Keterampilan prosedural ditemukan di berbagai kurikulum di nyaris setiap tingkatan kelas dan kadar kerumitannya sangat beragam. Misalnya, Tim mengajari kelas pertamanya satu keterampilan prosedural sederhana. Kemudian kurikulum bahasa memuat keterampilan-keterampilan menulis seperti, pengejaan, tata bahasa, pungtuasi (pemberian koma), dan penyusunan yang memadai.[5]  
2.      Menentukan tujuan belajar
Berdasarkan analisis kami, dalam buku Paul Eggen dan Don Kuchak, dengan judul: Strategie and Models for Teachers. Teaching  Content and thinking Skill,  kami penyimpulkan bahwa tujuan belajar dalam penerapan model pembelajaran langsung yaitu:
a.       Membangun pemahaman menyeluruh tentang pengetahuan konseptual yang memberikan fondasi bagi keterampilan adalah bagian penting dalam tujuan belajar anda ketia mengajarkan keterampilan procedural
b.      Model pembelajaran langsung dirancang untuk memberikan latihan yang dibutuhkan untuk mencapai otomatisitas.
c.       Menerapkan pengetahuan yang didapatkan dalam satu konteks ke konteks baru.
3.      Menyiapkan contoh dan masalah
Menyiapkan contoh dan masalah adalah langkah terakhir dalam membuat rencana untuk pelajaran pengajaran langsung. Contoh berperan penting untuk membantu siswa memahami keterampilan pada awalnya. Kemudian, masalah adalah apa yang dibutuhkan siswa untuk latihan demi mengembangkan otoamatisitas dan mendorong transfer.[6]
D.    Tahapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Intruction Model)
Menurut  Bruce  dan  Weil  dalam  Depdiknas, tahapan model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut[7]:
1.      Orientasi
Sebelum  menyajikan  dan  menjelaskan  materi  baru,  akan sangat  menolong  peserta  didik  jika  guru  memberikan kerangka  pelajaran  dan  orientasi  terhadap  materi  yang  akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa :
a.       Kegiatan  pendahuluan  untuk  mengetahui  pengetahuan yang  relevan  dengan  pengetahuan  yang  telah  dimiliki peserta didik.
b.      Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran
c.       Memberikan  penjelasan  atau  arahan  mengenai  kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran
d.      Menginformasikan kerangka pelajaran.
2.      Presentasi
Pada  fase  ini  guru  dapat  menyajikan  materi  pelajaran  baik berupa  konsep-konsep  maupun  keterampilan.  Penyajian materi dapat berupa :
a.       Penyajian  materi  dalam  langkah-langkah  kecil  sehingga materi  dapat  dikuasai  peserta  didik  dalam  waktu  relatif pendek
b.      Pemberian contoh-contoh konsep
c.       Pemodelan  atau  peragaan  keterampilan  dengan  cara demonstrasi  atau  penjelasan  langkah-langkah  kerja terhadap tugas
d.      Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
3.      Latihan Terstruktur
Pada  fase  ini guru  memandu peserta didik untuk  melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan  umpan  balik  terhadap  respon  peserta  didik  dan memberikan  penguatan  terhadap  respon  peserta  didik  yang benar dan mengkoreksi tanggapan peserta didik yang salah.
4.      Latihan Terbimbing
Pada  fase  ini  guru  memberikan  kesempatan  kepada  peserta didik  untuk  berlatih  konsep  atau  keterampilan.  Latihan terbimbing  ini  baik  juga  digunakan  oleh  guru  untuk  menilai kemampuan  peserta  didik  untuk  melakukan  tugasnya.  Pada fase  ini  peran  guru  adalah  memonitor  dan  memberikan bimbingan jika diperlukan.
5.      Latihan Mandiri
Pada fase ini peserta didik melakukan kegiatan latihan secara mandiri.  Fase  ini  dapat  dilalui  peserta  didik  jika  telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas.
E.     Tujuan Pembelajaran Langsung (Direct Intruction)
Depdiknas  menyebutkan  bahwa  tujuan  utama pembelajaran langsung adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta didik[8].  Beberapa  temuan  dalam  teori  perilaku  di  antaranya  adalah pencapaian  peserta  didik  yang  dihubungkan  dengan  waktu  yang digunakan  oleh  peserta  didik  dalam  belajar  atau  mengerjakan tugas  dan  kecepatan  peserta  didik  untuk  berhasil  dalam mengerjakan tugas sangat positif.
Model  Pembelajaran  Langsung  dirancang  untuk  menciptakan lingkungan  belajar  terstruktur  dan  berorientasi  pada  pencapaian akademik.  Guru  berperan  sebagai  penyampai  informasi,  dalam melakukan  tugasnya  guru  dapat  menggunakan  berbagai  media. Informasi yang disampaikan dengan strategi direktif dapat berupa pengetahuan  prosedural  (yaitu  pengetahuan  tentang  bagaimana melaksanakan  sesuatu)  atau  pengetahuan  deklaratif  (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa  fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi ).
F.      Kelemahan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung (Direct Learning Model)
1.      kelebihan  model  pembelajaran  langsung  Menurut  Depdikas dalam Sudrajat (2011) adalah sebagai berikut :[9]
a.       Dengan  model  pembelajaran  langsung,  guru mengendalikan  isi  materi  dan  urutan  informasi  yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
b.      Dapat  diterapkan  secara  efektif  dalam  kelas  yang  besar maupun kecil.
c.       Dapat  digunakan  untuk  menekankan  poin-poin  penting atau  kesulitan-kesulitan  yang  mungkin  dihadapi  siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
d.      Dapat  menjadi  cara  yang  efektif  untuk  mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
e.       Merupakan  cara  yang  paling  efektif  untuk  mengajarkan konsep  dan  keterampilan-keterampilan  yang  eksplisit kepada siswa yang berprestasi  rendah.
f.        Dapat  menjadi cara untuk  menyampaikan  informasi  yang banyak  dalam  waktu  yang  relatif  singkat  yang  dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
g.       Memungkinkan  guru  untuk  menyampaikan  ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias)  yang  dapat  merangsang  ketertarikan  dan  dan antusiasme siswa.
h.       Ceramah  merupakan  cara  yang  bermanfaat  untuk menyampaikan  informasi  kepada  siswa  yang  tidak  suka membaca  atau  yang  tidak  memiliki  keterampilan  dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
i.         Secara  umum,  ceramah  adalah  cara  yang  paling memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang tidak mengancam  dan  bebas  stres  bagi  siswa.  Para  siswa  yang pemalu,  tidak  percaya  diri,  dan  tidak  memiliki pengetahuan  yang  cukup  tidak  merasa  dipaksa  dan berpartisipasi dan dipermalukan.
j.        Model  pembelajaran  langsung  dapat  digunakan  untuk membangun  model  pembelajaran  dalam  bidang  studi tertentu.  Guru  dapat  menunjukkan  bagaimana  suatu permasalahan  dapat  didekati,  bagaimana  informasi dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
k.      Pengajaran yang eksplisit membekali siswa dengan ”caracara  disipliner  dalam  memandang  dunia  (dan)  dengan menggunakan  perspektif-perspektif  alternatif”  yang menyadarkan  siswa  akan  keterbatasan  perspektif  yang inheren dalam pemikiran sehari -hari.
l.         Model pembelajaran langsung yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan mengamati (misalnya demonstrasi)  dapat  membantu  siswa  yang  cocok  belajar dengan cara-cara ini. Ceramah  dapat  bermanfaat  untuk  menyampaikan pengetahuan  yang  tidak  tersedia  secara  langsung  bagi siswa,  termasuk  contoh-contoh  yang  relevan  dan  hasil-hasil penelitian terkini.
m.     Model  pembelajaran  langsung  (terutama  demonstrasi) dapat memberi siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka lihat).
n.       Demonstrasi  memungkinkan  siswa  untuk  berkonsentrasi. pada  hasil-hasil  dari  suatu  tugas  dan  bukan  teknik-teknik dalam  menghasilkannya.  Hal  ini  penting  terutama  jika siswa  tidak  memiliki  kepercayaan  diri  atau  keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
o.      Siswa  yang  tidak  dapat  mengarahkan  diri  sendiri  dapat tetap  berprestasi  apabila  model  pembelajaran  langsung digunakan secara efektif.
p.      Model  pembelajaran  langsung  bergantung  pada kemampuan  refleksi  guru  sehingga  guru  dapat  terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.
2.      Kelemahan  pembelajaran  langsung  menurut  Depdiknas (Sudrajat ,2011) yaitu :[10]
a.       Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan,  mengamati,  dan  mencatat.  Karena  tidak semua  siswa  memiliki  keterampilan  dalam  hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
b.      Dalam  model  pembelajaran  langsung,  sulit  untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
c.       Karena  siswa  hanya  memiliki  sedikit  kesempatan  untuk terlibat  secara  aktif,  sulit  bagi  siswa  untuk mengembangkan  keterampilan  sosial  dan  interpersonal mereka.
d.      Karena  guru  memainkan  peran  pusat  dalam  model  ini, kesuksesan  strategi  pembelajaran  ini  bergantung  pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan,  teralihkan  perhatiannya,  dan  pembelajaran  mereka akan terhambat.
e.       Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan  kendali  guru  yang  tinggi  dalam  kegiatan pembelajaran,  yang  menjadi  karakteristik  model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan  penyelesaian  masalah,  kemandirian,  dan keingintahuan siswa.
f.        Model  pembelajaran  langsung  sangat  bergantung  pada gaya  komunikasi  guru.  Komunikator  yang  buruk cenderung  menghasilkan  pembelajaran  yang  buruk  pula dan model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru  untuk  menampilkan  banyak  perilaku  komunikasi positif.
g.       Jika  materi  yang  disampaikan  bersifat  kompleks,  rinci, atau abstrak, model pembelajaran langsung mungkin tidak dapat  memberi  siswa  kesempatan  yang  cukup  untuk memproses dan memahami informasi yang disampaikan.
h.       Model  pembelajaran  langsung  memberi  siswa  cara pandang  guru  mengenai  bagaimana  materi  disusun  dan disintesis,  yang tidak selalu dapat dipahami atau  dikuasai oleh  siswa.  Siswa  memiliki  sedikit  kesempatan  untuk mendebat cara pandang ini.
i.         Jika  model  pembelajaran  langsung  tidak  banyak melibatkan siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15  menit dan  hanya akan  mengingat sedikit  isi  materi yang disampaikan.
j.        Jika  terlalu  sering  digunakan,  model  pembelajaran langsung  akan  membuat  siswa  percaya  bahwa  guru  akan memberitahu  mereka  semua  yang  perlu  mereka  ketahui. Hal  ini  akan  menghilangkan  rasa  tanggung  jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
k.      Karena  model  pembelajaran  langsung  melibatkan  banyak komunikasi  satu  arah,  guru  sulit  untuk  mendapatkan umpan  balik  mengenai  pemahaman  siswa.  Hal  ini  dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.
l.         Demonstrasi  sangat  bergantung  pada  keterampilan pengamatan  siswa.  Sayangnya,  banyak  siswa  bukanlah pengamat  yang  baik  sehingga  dapat  melewatkan  hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.



[1]Wawan Setiawan, Eka Fitrajaya, dan Tri Mardiyanti , “Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl),” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Ptik) Vol. 3 No. 2010, hal. 8.
[2]Muhammad Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, (Cet. 1, Semarang: Unnisula Press, 2013), hal. 16.
[3]Muhammad Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 17.

[4]Wawan Setiawan, Eka Fitrajaya, dan Tri Mardiyanti , “Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Rpl),” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Ptik) Vol. 3 No.1 / Juni 2010, hal. 8.
[5]Paul Eggen dan Don Kuchak, Strategie and Models for Teachers. Teaching  Content and thinking Skill, Terj. Samo Wahodo, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan keterampilan Berpikir, (Cet. 1, Jakarta: Indeks, 2012),  hal. 361.
[6] Paul Eggen dan Don Kuchak, Strategie and Models for Teachers. Teaching  Content and thinking Skill, Terj. Samo Wahodo, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten dan keterampilan Berpikir, hal. 363.
[7]Muhammad Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 18-19.
[8] Muhammad Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 17.
[9] Muhammad Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”,  hal. 20-23.

[10] Muhammad Afandi, dkk.”Model dan Metode Pembelajaran disekolah”, hal. 23-25.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "model pembelajaran"

Posting Komentar