Tradisi Aqiqah



tradisi Aqiqah berasal dari zaman Jahiliah?

Dahulu Aqiqah ini dilaksanaan oleh orang-orang kafir di Mekkah atas kelahiran bayi laki-lakinya, sedangkan bayi perempuan tidak  di aqiqah pada waktu perempuan dizaman mendapat diskriminasi sangat pedih, patriarkis dizaman kafir quraisyi menjadi hal biasa, perempuan menjadi kelas bawah. ia menjadi budak, dilecehkan, bahkan ada moment juga bayi-bayi perempuan dibunuh. Bayi perempuan tidak disukai oleh kafir quraisyi karena pada waktu dimasa sebelum Islam masuk, merupakan fase kesulitan hidup orang-orang kafir setiap waktu seluruh kabilah atau suku-suku berperang satu sama lain dan juga saat itu tanah tandus kekeringan melanda masa membutuhkan tenaga yang lebih untuk mempertahankan suku mereka. seorang wanita menurut mereka tidak bisa dan tidak mampu untuk berperang dan berebut air ketika berada dalam keluarganya, sehingga beberapa kabilah bahkan apabila telah lahir bayi mereka, dan ternyata bayi yang lahir itu adalah perempuan maka ayahnya langsung menguburnya hidup-hidup, atau bahkan diasingkan dari keluarga, dirawat oleh orang lain, setelah ia besar, ia dijadikan budak dan dijual ke orang lain. ketika Islam datang derajat wanita disamakan dengan laki-laki, bayi perempuan punya hak yang sama dengan bayi laki-laki. sehingga ketika aqiqah dilakukan maka bayi perempuan diberi ketentuan seekor kambing untuk disembelih. 

 tradisi aqiqah saat itu dilakukan dengan menyembelih domba seekor lalu setelah itu rambut bayi laki-laki dicukur dan kemudian dilumuri darah domba yang telah disembelih itu. Islam datang dengan menghapus itu lalu diganti dengan miyak bayi atau sejenisnya, sehingga tradisi melumurkan darah pada anak bayi setelah dicukur itu langsung dilarang oleh Islam. waktu aqiqah dilakukan berdasarkan hadis nabi adalah hari ke-7, jika orang tuanya tidak mampu dan belum bisa untuk memenuhinya maka boleh dilakukan jika sudah mampu untuk melakukannya.tujuan dari aqiqah ini adalah untuk menghidupkan sunnah Nabi Muhammad saw juga sebagai wujud syukur atas kelahiran anak kepada Allah swt. dimana aqiqah dalam Islam pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw ketika cucunya Hasan dan husein lahir, masing-masing seekor domba. 

tidak dalil yang menegaskan kalau aqiqah itu wajib, bahkan empat mazhab populer menjelaskan kalau aqiqah tidak ada kewajiban untuk melakukannya, karena kondisi ekonomi orang-orang berbeda-beda. jika paksakan dikhawatirkan memberatkan orang tuanya, sehingg melukakan apapun untuk melaksanakan kewajiban itu, bahkan ada juga mengatakan kalau aqiqah termasuk sunnah muakkad, yaitu sunnah sangat dianjurkan.

banyak manfaat jika aqiqah ini terlaksana yaitu: membuat hubungan tetangga dan orang lain semakin erat karena ketika kambing/domba tersebut disembelih dan diolah menjadi makanan dianjurkan untuk memanggil tetangga/ orang-orang menikmati itu. itu bedanya dengan qurban dan aqiqah, kalau qurban diberikan dengan daging masih mentah sedangkan aqiqah diberika dengan sudah matang. dengan membagikannya ini juga merupakan memberikan rasa empati kita kepada orang lain untuk membantu dan menolong. Juga aqiqah ini membuat kita lebih bersyukur atas kelahiran sang Bayi kedunia kepada Allah swt, sehingga orang tua memiliki rasa menerima atas apa yang diberikan oleh Allah swt. katanya juga dengan dilakukannya aqiqah ini membuat setan yang membelenggu dan mengganggu bayi  akan terlepas dan tidak diganggu lagi. 


jadi tradisi aqiqah berasal dari orang-orang kafir namun diperbaiki dan disempurnakan oleh Islam yang datang ditengah orang-orang kafir tersebut

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tradisi Aqiqah"

Posting Komentar