Kesal Chapter 5

     



    Astaga saya baru tersadar kali ini, heiii semua yang menurut Kamu adalah ancaman ternyata harus dibalik menjadi "Tidak peduli!". Semua yang akan terjadi kedepan seharusnya bisa di kontrol dan tidak usah dirisaukan tidak perlu di pikirkan anggap biasa saja, ganti fokus dengan tujuan yang lain. Tujuan saya sekarang mengumpulkan uang untuk pergi travelling kemana saja, beli buku. yang jelas beli perabot yang diperlukan untuk pergi travelling. Kemana saja tapi dengan sendiri saja tanpa orang lain. 

    Harus di hapuskan dengan apa yang terjadi kedepan, yang semestinya tidak usah dipikirkan berlebihan pemilik masa depan adalah tuhan, saya sekarang adalah saya, masa lalu adalah milik pemiliki kenangan. Jadi fokus saja yang sekarang dan tentang karir, jodoh, masa depan biarkan Tuhan yang menggenggam dan mengatur semuanya. 

    Kita Hanya manusia hanya bisa menerima dengan apa yang telah diberikan dengan apa yang telah takdirkan untuk kita. apapun yang terjadi itu adalah atas Kehendak-Nya. Ikhtiar dan tawakkal harus berjalan beriringan dan bersama-sama agar hidup menjadi tenang dan damai. 

    Kenapa kalau kita salat selalu kurang memerhatikan waktu tepatnya, misalnya mesjid A salat magribnya 18.01 tapi ia mengumandangkan Adzan dipukul 17.50 apakah ini termasuk belum masuk waktu salat? terus kenapa kita dengan mudahnya menerima ini?. lantas ketika ada kantor yang datangi tutup pukul 13.00 dan kita datang 13.05 dan kita dengan senang hati menerima itu kenapa kalau urusan dunia kita tidak protes dan bahkan pasrah dengan keputusan waktunya, lantas kalau itu urusan akhirat kita protes bahkan mengatakan kita kan bukan tuhan bukan kita menentukan sah atau tidaknya salat itu urusan tuhan, padahal dalam alquran dijelaskan bahwa semua waktu salat telah ditentukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah swt. 

    aku kembali menjadikan benak ini membuat diri menjadi semakin memburuk. saya tidak bisa menahan ketika berbuat, seakan yang terjadi itu adalah normal, namun itu adalah sesuatu hal paling buruk dan tidak usah dilakukan. ini adalah kekesalan paling ingin saya menjauh dan pergi dari sana. jika beranjak dan pergi dari sana saya semakin akan menjadi memburuk dna hancur. sesuatu harus kulakukan untuk menjauh dari sana. selalu ada kata ini terakhir tapi lagi lagi dan lagi kembali lagi dari sana. sesuatu yang harus didamaikan dan mulai berubah. apa yang harus kulakukan ketika kembali dari sana lagi? yang ada hanya berulang ulang lagi. hanya penyesalan fasik setelah menyesal kembali lagi, seakan menyesal adalah hal palsu dan sulit diterima sebagai sesuatu yang telah berubah dan beranjak dari sana. 

    apa pun yang terjadi hari tidak akan terulang kembali dihari selanjutnya? bisakah saya melakukan itu dan tetap berjalan menjauh dari sana? menyakitkan memang melihat ini. saya beranjak dalam kesembuhan dan tidak lagi pergi di sana. berharap hari ini menjadi yang terjadi dan tidak  kulakukan lagi dan lagi. 

    sulit rasanya berubah namun jika menyerah hari ini maka hanya kehancuran yang pasti akan didapatkan didepan dan penyesalan lagi dan lagi diterima. Apakah itu yang ku inginkan ? bukan dan tentu bukan. Aku mencintai orang tidak mencintai. 

    Fomo mulai beranjak kembali pada diri ini. saya kembali menjadi Fomo. Namun jika tersadar secepat mungkin mengatakan TIDAK. keluar dari kegiatan Fomo adalah sesuatu yang hal luar biasa. Rasa prustasi, stress karena apa yang saya lakukan sampai hari tidak membuahkan hasil apapun saya dibunuh oleh keadaaan dengan situasi membuat semua berubah tidak mengikuti alur yang telah saya rencanakan, keadaan yang bertolak belakang dengan apa yang saya harapkan mungkinkah saya berpindah dan menyerah pada pekerjaan ini? 

    ingin rasanya berhenti dan berpindah. lelah rasanya terus berada disini dengan harapan bisa menjadi lebih baik. tanpa UANG itu yang dikatakan benak dan pikiran saya, jikalau tidak ada itu semuanya tidak bisa diraih? situasi, benak, kondisi, semua mencoba menghancurkan ku mencoba menarik saya keluar dari sini. menyeret dan mengatakan "kamu tidak pantas disini!!" jadi saya harus keluar dan menuruti semua benak, situasi, kondisi yang terjadi. 

    banyak orang menolak bahkan semua menolak jika saya keluar dan berlari. 

    

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kesal Chapter 5"

Posting Komentar