Kesal Chapter 6
semua menjadi pilihan akan hidup ini terasa pelik. Selalu saja saya dihadapkan dengan penyesalan-penyesalan. setidaknya apapun yang terjadi saya tidak bisa menyerah dan putus asa setelah semua begitu cepat belalu. pilihan dan akhir dari pilihan ini begitu menyakitkan. sering kali memilih sesuatu yang kurang teliti gegabah sembrono sehingga hasilnya pun buruk dan mengecawakan.
sepintas saya hanya mengira hidup ini akan berakhir cepat atau lambat. semua peristiwa yang saya alami adalah bagian dari tragedi. sungguh kejam diri ini memilih hidup seperti ini. tanpa pertimbangan yang betul matang dan siap memilih dan menjalani hingga kini, sejenak penyesalan. kalau seandainya dulu.. kaalau dulu memilih yang itu..., dll.
saya hanya bisa menerima dan menjalani. tak akan ada seharusnya penyesalan yang diaktifkan setelah pilihan menjadi bulat untuk diputuskan. jalani yang tersisa. lupakan kekesalan yang lalu jadikan sebuah satu pelajaran bahwa memilih itu juga butuh riset. yah, riset yang bisa memberi peluang yang baik untuk bisa memperoleh hasil yang sesuai dituju.
hari ini saya sungguh ditimpa banyak masalah dan ketakutan di masa depan nanti. jika hanya seperti begini, bagaimana nantinya? seakan saya menghianati janji Allah akan keputusan dan menerka masa depan. harus tidak khawatir, sering kali punya pikiran tidak khawatir namun, berhari-hari menjalani dan merasakan ketakutan masa depan itu. walau masa depan hanya Allah yang tahu. tapi dengan keadaaan saya seperti sekarang mustahil bagi saya akan bisa bahagia di masa depan.
seperti sekarang, terus saja ada kekhwatiran dimasa depan nanti saya jadi sampah. hanya membebani orang-orang. semua itu karena saya pikir banyak harapan yang harus terpenuhi dalam diri yang telah tersusun rapi dalam perencanaan masa depan. namun dengan kondisi dan keadaan seperti sekarang ini harusnya ada pesimistik yang bergejolak dalam diri.
saya harus jadi apa? dan harus bagaiamana? ya Tuhan? saya sudah menjalani banyak masa lalu. tidak engkau mendengarku ya Tuhan. saya hanya butuh menjadi seorang laki-laki yang mapan. bisa menjadi seorang penghasilan tetap bisa mendapatkan pasangan yang nantinya engkau berikan aku rezeki anak, maka akan ku bahagiakan iya, akan kuajarkan agama Islam sebagai patokan hidupnya. merubah hidupku menjadi teladan baginya.
saya dimasa depan nanti hanya seperti itu ya Tuhan. sulitnya rasanya menikah dulu, lalu menjadi mapan. bukannya aku tidak percaya takdir rezeki mu ini, namun aku takut ketika telah kuputuskan menikah sebelum mapan. Aku menyesal karena rezeki yang engkau janjikan enggan diberikan dan berharap itu. jadi aku menjadi gambling terhadap takdirmu. aku hanya ingin setelah mapan semua sudah siap Ya Allah, bisa bahagiakan istri.
sekarang saya lihat wanita melihat kalau bukan wajahnya berarti pekerjaannya. harus goodlooking, dlu banyak harta maka banyak wanita yang mendekat. semua itu jauh dari saya ya Tuhan. berilah aku salah satunya ya Allah. berikan kepada hambah yang hina ini Ya Allah.
0 Response to "Kesal Chapter 6 "
Posting Komentar