SINISME, STOA, DAN KAUM EPICURIAN
400 SM telah muncul satu aliran filsafat yang pada waktu perkembangan gagasan filsafat viral diera Socrates, salah satunya yang dipelopori oleh Antithenes seorang murid dari Socrates. Antithenes sangat tertarik pada gagasan Socrates yang hidup sederhana dana pada waktu itu Antithenes berjalan-jalan dipasar, kemudian melihat Socrates masuk kedalam Toko untuk membeli sesuatu dan lalu Antithenes memerhatikan dengan tekun apa yang dilakukan Socrates, yang menjadi terbesit dan lahirnya filsafat Sinisme ketika Socrates di Toko berkata "betapa banyak benda yang tidak kuperlukan". Antithenes kemudian merenungi perkataan Socrates dan muncullah gagasan-gagasan Antithenes yang terkenal dengan Istilah Sinisme, berarti yang mengandung cemooh pada ketulusan manusia dan menunjukkan ketidakpekaannya terhadap penderitaan orang lain.
Salah satu cerita dari tokoh Filsafat Sinisme adalah Diogenes pertemauannya dengan Raja Alexander. ketika itu Diogenes hidupnya tidak seperti orang pada umumnya ia hanya tinggal di dalam tong dengan satu selimut yang melekat dibadannya. Suatu pagi hari saat Diogenes berada dalam Tong nya dan sedang menikmati sinar matahari, kemudian datang Raja Alexander menjenguknya dan mengatakan "apa yang bisa saya berikan kepada kamu wahai Diogenes?" dan Diogenes pun menjawabnya singkat saja, "bisakah Raja bergeser ke samping?" Raja pun pergi dari tempatnya dan meninggalkan Diogenes dalam kondisi dalam tongnya menikmati sinar matahari.
Stoik yang berasal dari kata Stoa yang artinya serambi. Serambi dalam KBBI dimaksudkan sebagai beranda atau selasar yang agak panjang, yang bersambung dengan induk rumah tapi biasanya lebih rendah daripada induk rumah. Peron stasiun jalan kecil atau jalur kecil tempat lalu lalang penumpang kereta api.
Tokoh pencetus Stoik adalah Zeno pada tahun 300 SM. Stoik ini mengedepankan tentang hukum alam, dimana segala sesuatu yang terjadi di dunia ini karena adanya ketetapan yang tak pernah akan hilang atau abadi. semua orang harus menerima dengan apa yang telah terjadi dan menimpa dirinya. sehingga ketika bahagia atau pun sedih tidak ada kekahwatiran dan kegelisahan yang mengikutinya. segala yang terjadi pasti ada sebabnya dan semua kita lakukan akan mengikuti hukum alam yang telah ditetapkan. maka kita harusnya tidak perlu merasa gelisah dengan kematian dan kehidupan karena semua akan dilalui seiring berjalannya waktu.
Selanjutnya adalah Kaum Epicurian atau Filsafat Epicurus (300 SM). dimana para Kaum Epicurian ini menekankan kepada cita-cita bangsa Yunani untuk menikmati hidup dan ada tiga sebab atau cara orang untuk menikmati hidup yaitu, Kontrol Diri, Kesederhanaan, dan Ketulusan. para Kaum Epicurian ini, hidup dan bergaul di sebuah taman. makanya orang-orang menyebutkan dengan para Filsuf Taman. mereka memasang satu papan di pintu masuk taman tersebut sebuah tulisan berbunyi." Orang asing, disini kalian akan hidup senang, Disini Kenikmatan adalah kebaikan tertinggi.
Epicurus mempertegas bahwa hasil dari sesuatu yang menyenangkan terhadap tindakan yang dilakukan harus ada pertimbangan dengan efek samping yang dapat ditimbulkannya.
inti ajaran dari Epicurus ini tidak lepas dari empat ramuan obat yaitu: Dewa-dewa bukan untuk ditakuti, kematian tidak perlu dikahwatirkan, Kebaikan itu mudah dicapai, dan ketakutan mudah untuk ditanggulangi.
0 Response to "SINISME, STOA, DAN KAUM EPICURIAN"
Posting Komentar